Selasa, 25 September 2012


Pandangan dalam Penyelesaian Konflik Sosial di Sebuah Desa
dalam Waktu Singkat

Pendahuluan
Konflik sosial sering terjadi belakangan ini. Banyak rumah penduduk yang terbakar, berbagai gedung beserta peralatannya pun ikut terbakar, aktivitas penduduk terhambat, menurunnya nilai-nilai iman serta traumatik yang berkepanjangan menjadi akibat dari konflik tersebut. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan  konflik sosial dapat terjadi antara lain : adanya penyebaran isu-isu yang tidak benar dari pihak-pihak tertentu (provokasi) , masyarakat sekitar masih melihat perbedaan SARA sebagai suatu hal yang tabuh , serta adanya kesalahpahaman antara dua belah pihak baik itu sengaja atau tidak yang juga mengakibatkan timbulnya konflik sosial.
Untuk menyelesaikannya tidaklah mudah. Butuh pandangan yang tepat untuk menyelesaikan konflik sosial tersebut. Namun setiap manusia mempunyai pandangan yang berbeda. Sebagian orang akan cenderung menghindar bahkan memperburuk suasana tempat terjadinya konflik itu. Tetapi masih ada sebagian orang yang terpanggil untuk berupaya menciptakan suasana aman. Oleh karena itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan kita terhadap penyelesaian konflik sosial yang sering terjadi khususnya pada sebuah desa dengan kurun waktu yang singkat. Manfaat yang dapat dirasakan yakni pembaca mendapat pengetahuan mengenai pengenalan suatu konflik sosial dan bagaimana cara pandang kita dalam menyelesaikan konflik sosial tersebut.
Pembahasan
Setiap manusia mempunyai pandangan dalam menentukan arah masa depannya bahkan memecahkan suatu masalah. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan yang sebenarnya. Pandangan artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan \itu bukanlah timbul sekitar atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu lama dan terus menerus.
Cara manusia memberi sebuah pandangan dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam semesta (worldview) bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya. Luasnya spektrum pandangan manusia tergantung kepada faktor dominan yang mempengaruhinya.
 Cara pandang yang bersumber pada kebudayaan memiliki spektrum yang terbatas pada bidang-bidang tertentu dalam kebudayaan itu. Begitu pula cara pandang terhadap penyelesaian suatu konflik sosial di sebuah desa apalagi jika diharuskan dalam jangka waktu yang singkat. Berikut ini adalah beberapa dimensi dalam kebudayaan yaitu dimensi kognitif/pengetahuan, afektif dan evaluatif.
Dalam kebudayaan ada aspek yang terkait dengan pengetahuan yang dimiliki bersama oleh setiap anggota kelompok atau masyarakat. Tanpa ada pengetahuan yang dimiliki bersama komunikasi dan kehidupan komunitas tidak terjadi. Pengetahuan menyediakan isi konseptual budaya. Ia mengatur pengalaman- pengalaman ke dalam kategori-kategori dan mengorganisirnya kedalam sistem pengetahuan yang lebih besar.
Selain itu,kebudayaan tidak hanya terkait dengan aspek pengetahuan/kognitif tetapi juga rasa yang dimiliki oleh anggota kelompok, sikap mereka, rasa keindahan, makanan, pakaian,suka atau tidak suka, senang dan juga rasa sedih. Masyarakat tertentu senang masakan pedas,dan yang lain senang yang manis. Masyarakat yang satu mengekspresikan emosinya dengan agresif dan yang lain secara lembut. Inilah yang dimaksudkan dengan dimensi afektif.
Pada dimensi evaluatif membahas beragam budaya yang mempunyai value yang menilai apakah hubungan antar manusia ini bermoral atau tidak. Ia menentukan sesuatu itu layak atau tidak, patut diterima atau ditolak. Ada tiga tipe tata nilai penilaian yaitu: Tiap budaya mengevaluasi apa-apa yang dipercayai secara kognitif untuk melihat apakah benar atau salah, tiap budaya mengevaluasi aspek afektif, emosi dan ia juga mengajarkan apa yang baik dan apa yang jelek, apa yang harus dicintai dan apa yang harus dibenci. Ia juga menentukan apa yang indah atau yang cocok dengan situasi,setiap budaya juga menilai value dan menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Satu budaya menekankan yang benar adalah berkata terus terang walaupun menyakitkan orang lain tetapi budaya lainnya menilai yang benar adalah menjaga hubungan dan perasaan orang lain dan tiap budaya mempunyai kode etika moral masing-masing. Apa yang dianggap dosa bisa beda, apa yang menjadi prioritas kehidupan juga bisa beda.
Dalam worldview atau pandangan dunia mengenai penyelesaian konflik sosial kita pun dapat menghubungkannya dengan “religius worldview” atau pandangan dunia mengenai agama.  Meskipun kata "worldview" yang pada dasarnya relatif baru, seperti visi sistematis konteks iman tidak. Ia memiliki perbedaan silsilah dan tentu saja untuk Alkitab sendiri dengan doktrin tentang Allah Tri tunggal yang adalah pencipta dan penebus langit dan bumi dan yang berkuasa atas semua kedaulatan. Itu dikembangkan oleh banyak bapa gereja pada Abad Pertengahan teolog-plhilosophers, Agustinus dan Aquinas pada khususnya. Itu diperdalam dalam cara yang alkitabiah oleh Luther dan Calvin reformis, beserta penerus mereka di antara kaum puritan Inggris dan Amerika.2

Daftar Pustaka

1. Johanson N.The Green Fallacy: An Average Citizens Common Sense Guide to Global Warming. Oklahoma (USA) :Tate Publishing & Enterprises,LLC  ;2009.
2. Oleh Edgar A. Levenson The Fallacy of Understanding /The Ambiguity of Change.

3. Naugle DK, Holmes AF. Worldview The History of A Concept. Cambridge (UK): Wm B Eerdmans Publishing Co; 2002.
4. Sire JW.Naming the elephant: worldview as a concept. USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data; 2004.








Kamis, 20 September 2012

Your life is amazing grace

WOW... your life is amazing grace....

     Yup, bener kalo kita sebut sebuah kehidupan berasal dari anugerah dari Tuhan. 
Hidup ini memang kelihatannya sulit banget buat kamu kamu generasi muda zaman sekarang, termasuk gue. hehehe... 
  
    Banyak banyak banget hal-hal yang buat hidup kita ga berartiii. sebut aja kehidupan malam, narkoba, seks bebas, orang panggilan, minuman beralkohol, dsb. Mungkin udah banyak artikel tentang hal ini, namun yang pasti gue cuma mau ngasih sesuatu lewat artikel ini dari pengalaman hidup gue.
   
      Hidup gue memang ga perfect seperti malaikat,kalo bilang berbuat pelanggaran alias dosa udah hampir setiap hari. Pernah melanggar perintah Tuhan & ortu, bolos matkul tertentu di kampus, diam-diam pacaran tanpa sepengetahuan ortu padahal udah janji ga bakal pacaran dulu, dsb. yah, setara deh sama kalian. Namun gue punya sebuah moto hidup, tak ada yang mustahil kalo kita ada niat untuk berubah. Kalian bakal nyesel banget kalo udah ngecewain ortu apalagi Tuhan, ujung-ujungnya ketimpa musibah atau peristiwa ga pernah dibayangkan.  Pernah gue melawan perintah ortu, endingnya sakit dan masuk rumah sakit deh. Ga nyampe nginap sih, tapi lewat peristiwa itu gue belajar untuk lebih menghargai sebuah kehidupan dan berusaha untuk melakukan sesuai kehendak-Nya. 

     Hidup ini memang ga selebar daun kelor seperti kata banyak orang, tapi percaya bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan. lakukan yang terbaik dalam hidupmu niscaya apa yang kamu harapkan bakalan berhasil + masa depanmu cerah.

Salam miracle_108 :*